Jika melihat sewaktu masa kecil, bagi saya sangatlah aneh jika mendengar
ada orang yang berkata mempunyai hobi membaca. Yang saya sering dengar dari
kawan saya waktu kecil kebanyakan hobi mereka tak jauh dari memancing, main
bola, jalan-jalan (ngebolang), memasak, makan, main layang2, main kelereng dan
lain sebagainya. Intinya kebanyakan hobi mereka berkaitan dengan hal untuk
bersenang-senang. Dari sana mungkin ketika itu saya menyimpulkan bahwa membaca
adalah hal yang membosankan dan tak menyenangkan. Jikalau saya sedang membaca
pasti ada yang menceletuk “kapan mau ujian?”. Yaa karna sudah terdoktrin dengan
keadaan lingkungan yang kurang mendukung, sehingga berkesimpulan bahwa waktu
membaca adalah ketika mau mepet ujian saja.
Ketika sudah masuk SMP anggapan bahwa membaca adalah kegiatan yang
membosankan masih sama dalam benakku. Perpustakaan pun sepi. Aku mengunjunginya
hanya ketika ada tugas dari guru, selebihnya hanya main-main melihat ramalan
bintang di Koran harian. Aneh saja ketika saya melihat kawan yang meminjam
novel harry potter yang segede bantal untuk dibaca. Melihat bukunya aja sudah
gak bisa membayangkan, pasti sangat membosankan. Sewaktu SD dan SMP memang tidak
terlalu dituntut untuk membaca kecuali membaca buku yang ada dalam kurikulum,
tapi semenjak SMA barulah sedikit demi sedikit dituntut untuk membaca lebih.
Ketika memasuki bangku kuliahan sangatlah dituntut, bahkan akan sangat
merugi dan ketinggalan jauh jika tak memperbanyak bacaan. Karena memang semakin
banyak membaca semakin luas pengetahuan yang didapat. “banyak baca banyak tahu,
kalah baca kalah pintar” kecerdasan saja tak cukup jika tanpa membaca, ia bisa
kalah dengan seseorang yang biasa saja tapi rajin membaca dan aktif di kelas
maupun dalam kegiatan luar kampus.
Sekarang saya baru menyadarinya bahwa membaca adalah sesuatu yang sangat
menyenangkan. Di sana kita bisa tahu dan bertamasya di tempat yang belum pernah
kita kunjungi bahkan mungkin belum pernah kita bayangkan. Atau mungkin juga
kita bisa mengetahui zaman kita belum terlahirkan di dunia ini, beberapa ratus
tahun yang lalu. Kita bisa melihat bagaimana keadaan mereka dan bagaimana
mereka bertahan hidup. Dari sana (pengalaman mereka yang tertulis) kita bisa
tahu bagaimana sebaiknya kita bertindak dan menyikapi kehidupan kita dengan lebih
bijak. Karna pengalaman adalah guru yang terbaik. Untuk menjadi berpengalaman
tak harus kita mengalami hal itu, tapi cukuplah kita mempelajarinya dari yang
sudah berpengalaman. Maka sangatlah berjasa mereka yang menulis pengalaman
kehidupanya, dan apa saja yang mungkin belumterpikirkan kemanfaatanya ketika
menuliskan. Tapi yakinlah tulisamu membuat namamu abadi dikenang orang lain
bahkan walau kita sudah tidak ada di dunia ini.
Ayoo baca, baca, baca, dan baca kemudian torehkan dalam tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar