9 Des 2015

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Memulai

Sudah lama sekali tak berbagi lewat tulisan. Aku ingin memulainya lagi dari sekarang, walaupun mungkin tidak bisa dikatakan cerita atau semacamnya yang kurang jelas alur dan ujungnya. Keinginan untuk bisa menulis sudah seperti batu yang berlumut, lama tak dijamah dan tak diharapkan untuk menjadi pijakan kaki melangkah. Tapi bukan berarti keinginan itu hilang dari benakku, keinginan untuk bisa menulis terus ada hingga sekarang. Tak ada kata terlambat, begitulah kata pepatah. Kali ini tidak akan aku gubris lagi bisikan-bisikan alam gaib yang berkomentar negatif. Tidak ada kata terlambat untuk memulai dan tidak ada kata putus asa jika keinginan masih ada. Hanya tinggal memantapkan niat dan memberikan beberapa bumbu semangat pasti kemudian ia akan muncul kembali dalam hati ini. Yaa muali dari sekarang akan sering ku torehkan apa saja dalam bentuk tulisan. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya. :) 

@Buus


Membaca itu Membosankan?



Jika melihat sewaktu masa kecil, bagi saya sangatlah aneh jika mendengar ada orang yang berkata mempunyai hobi membaca. Yang saya sering dengar dari kawan saya waktu kecil kebanyakan hobi mereka tak jauh dari memancing, main bola, jalan-jalan (ngebolang), memasak, makan, main layang2, main kelereng dan lain sebagainya. Intinya kebanyakan hobi mereka berkaitan dengan hal untuk bersenang-senang. Dari sana mungkin ketika itu saya menyimpulkan bahwa membaca adalah hal yang membosankan dan tak menyenangkan. Jikalau saya sedang membaca pasti ada yang menceletuk “kapan mau ujian?”. Yaa karna sudah terdoktrin dengan keadaan lingkungan yang kurang mendukung, sehingga berkesimpulan bahwa waktu membaca adalah ketika mau mepet ujian saja. 

Ketika sudah masuk SMP anggapan bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan masih sama dalam benakku. Perpustakaan pun sepi. Aku mengunjunginya hanya ketika ada tugas dari guru, selebihnya hanya main-main melihat ramalan bintang di Koran harian. Aneh saja ketika saya melihat kawan yang meminjam novel harry potter yang segede bantal untuk dibaca. Melihat bukunya aja sudah gak bisa membayangkan, pasti sangat membosankan. Sewaktu SD dan SMP memang tidak terlalu dituntut untuk membaca kecuali membaca buku yang ada dalam kurikulum, tapi semenjak SMA barulah sedikit demi sedikit dituntut untuk membaca lebih. 

Ketika memasuki bangku kuliahan sangatlah dituntut, bahkan akan sangat merugi dan ketinggalan jauh jika tak memperbanyak bacaan. Karena memang semakin banyak membaca semakin luas pengetahuan yang didapat. “banyak baca banyak tahu, kalah baca kalah pintar” kecerdasan saja tak cukup jika tanpa membaca, ia bisa kalah dengan seseorang yang biasa saja tapi rajin membaca dan aktif di kelas maupun dalam kegiatan luar kampus. 

Sekarang saya baru menyadarinya bahwa membaca adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Di sana kita bisa tahu dan bertamasya di tempat yang belum pernah kita kunjungi bahkan mungkin belum pernah kita bayangkan. Atau mungkin juga kita bisa mengetahui zaman kita belum terlahirkan di dunia ini, beberapa ratus tahun yang lalu. Kita bisa melihat bagaimana keadaan mereka dan bagaimana mereka bertahan hidup. Dari sana (pengalaman mereka yang tertulis) kita bisa tahu bagaimana sebaiknya kita bertindak dan menyikapi kehidupan kita dengan lebih bijak. Karna pengalaman adalah guru yang terbaik. Untuk menjadi berpengalaman tak harus kita mengalami hal itu, tapi cukuplah kita mempelajarinya dari yang sudah berpengalaman. Maka sangatlah berjasa mereka yang menulis pengalaman kehidupanya, dan apa saja yang mungkin belumterpikirkan kemanfaatanya ketika menuliskan. Tapi yakinlah tulisamu membuat namamu abadi dikenang orang lain bahkan walau kita sudah tidak ada di dunia ini.

Ayoo baca, baca, baca, dan baca kemudian torehkan dalam tulisan.